Minggu, 26 Mei 2013

Titik Cahaya Dibalik Harapan Hitam

Jejak-jejak hitam yang tak pernah usang dimakan oleh kotornya debu-debu jalan,jejak-jejak hitam yang tak akan pernah menghilang di kala derasnya air yang menerjang,jejak-jejak hitam yang takkan pudar oleh teriknya sinar mentari yang terang,yaa itu jejak-jejak sang petualang. Hidup yang tak pernah lelah untuk mencari,menyelidiki dan juga selalu ingin mengetahui sebuah rahasia jati diri yang sulit untuk dimengerti. Sang petualang yang entah kemana dia akan melangkahkan kaki, berlari berjalan menyusuri lintas kehidupan yang penuh dengan misteri duniawi. Ketika mendapati sedikit jalan keluar iya akan terus mencari,membongkar hal yang mungkin manusia lain mengira tak masuk akal untuk dipikirkan. Hanya mereka sajalah yang mengerti apa yang mesti mereka cari dan apa yang mesti mereka gali. Harapan,hanya harapan sajalah yang mereka nantikan agar bisa mengetahui apa itu jati diri,apa tujuan hidup ini,dimana sebenarnya mereka berpijak dan apa yang seharusnya mereka perbuat,hanya harapan yang dinanti sambil mencari semua itu sang petualang takkan pernah berhenti untuk mencari,terkadang mereka akan menemukan setitik cahaya yang banyak orang bilang itu cinta,apa itu cinta? entahlah,mengapa cinta itu seperti setitik cahaya putih yang selalu digambarkan oleh orang-orang? apa mungkin cinta yang dapat menghapus harapan hitam yang telah tertanam di dalam hati sang petualang,yang terkadang lelah menanti sebuah harapan hitam dan tak kunjung datang? hm,dasar misteri kehidupan selalu saja menyimpan pertanyaan yang tak pernah tau apa jawabannya. andaikan benar bahwa cinta adalah penghapus dari harapan hitam itu,maka berikan sedikit demi sedikit titik cahaya itu di hati ini,maka mungkin harapan yang sebenarnya hitam dan tak kunjung datang itu ada di titik kecil cahaya putih yang setiap orang menyebutnya itu adalah "CINTA"

Senin, 20 Mei 2013

cara jitu jadi seorang penulis novel


CiriCara.com – Anda memiliki hobi menulis dan ingin menjadi seorang penulis novel? Pekerjaan yang satu ini menawarkan kebebasan berekspresi yang cukup menggoda untuk dilakoni. Beberapa orang mengatakan bahwa seorang penulis novel atau biasa disebut novelis itu memang memiliki kebebasan. Seorang penulis novel tak memiliki seorang bos dan mereka bebas menentukan kapan waktunya menulis dan tidak. Selain itu, mereka juga bebas menuangkan segala kreativitas yang dimilikinya tanpa batasan waktu. Jika buku karangannya laku di pasaran, maka penghasilan yang didapat pun cukup menggiurkan. Namun, menjadi seorang novelis hingga membuat bukunya diterbitkan itu bukanlah hal yang mudah. Terdapat banyak lika-likunya jika Anda ingin menempuhnya melalui jalur biasa. Artinya, Anda harus mengirimkan naskah ke penerbit yang biasanya akan memakan waktu cukup lama. Dilansir Female.Kompas.com, Siska Yuanita, editor buku di Gramedia mengatakan bahwa sebelum buku bisa naik cetak, naskah tulisan si pengarang harus mampu menarik perhatian sang editor untuk membacanya, menyuntignya, dan mengirimkan naskah ke percetakan. Lalu, bagaimana cara sukses menjadi seorang penulis novel? Dilansir sumber yang sama, berikut tips yang bisa diberikan: 1. Menyiapkan naskah Jika ingin mengirimkan ke penerbit, maka Anda harus sudah menulis sebuah cerita lengkap dengan akhir ceritanya. Namun, cerita yang dimiliki harus bisa menarik perhatian sang editor untuk membacanya. Jika Anda hanya mengatakan ingin menulis sebuah novel dan tidak memberikan naskah, maka hal tersebut akan sia-sia saja. 2. Memiliki cerita yang tidak biasa Dari dulu hingga sekarang, fiksi yang masih disukai pembaca adalah yang bertema percintaan. Namun, untuk mengemas ceritanya, Anda disarankan agar memiliki cerita yang tak biasa dan bermainlah dengan angle. Siska mengatakan bahwa permasalahan yang dihadapi pada sebuah novel adalah dimulai dengan bunyi alarm dan terlambat. Kisah cintanya menceritakan cewek culun naksir sama cowok basket yang keren. Membuat cerita yang seperti itu tidak apa-apa, asalkan bisa menggali dari sisi yang berbeda. Ide tidak harus baru dan berbeda, namun Anda hanya dituntut untuk bermain dengan kreativitas yang dimiliki. 3. Memiliki tata bahasa yang baik Untuk menciptakan novel yang berkualitas, bukan hanya isi cerita yang penting tapi juga Anda harus mempelajari kosa kata yang baik dan sesuai dengan EYD (Ejaan Yang Disempurnakan). Naskah yang Anda kirimkan kepada sang editor, sebisa mungkin harus bersih dari typo atau salah ketik sekaligus menggunakan kosa kata yang baik dan benar. Itulah cara sukses menjadi penulis novel. Agar menjadi seorang penulis novel yang baik, Anda disarankan untuk sering-sering membaca buku, terutama novel untuk menambah wawasan. Dengan banyak membaca novel, Anda juga bisa belajar dari orang yang sudah ahli. Anda bisa mempelajari bagaimana penyusunan kalimat yang baik, diksi bagaimana yang menarik minat pembaca, atau bagaimana plot cerita yang baik. Bagaimana, Anda mau menjadi seorang penulis novel?

Copyright © CiriCara.com 

Minggu, 19 Mei 2013

menghitung hari

Menghitung hari,yaa judul itulah yang cocok untuk menggambarkan sisa2 perjalanan di kelas XI ini.begitu banyak cerita,canda tawa.senang,sedih,dan lain sebagainya yang telah dirasakan.begitu banyak cobaan juga kebersamaan banyak ide banyak hal yang dilewati mudah susah telah bersama dilewati.rasanya begitu cepat semua itu berlalu sampai pada saat dimana tinggal menghitung waktu untuk berpisah.sedih akan pasti terasa ketika harus berpisah dengan teman2 yang sudah dianggap keluarga sendiri,akan ada perasaan tak ingin berpisah karna telah terjalin kekompakan yang erat.sungguh hidup itu memang berjalan maju,jika ada sebuah kejadian maka akan menjadi sebuah kenangan,bukan raga yang saling menjauh tapi waktu yang terus maju dan tak pernah berhenti.andai waktu bisa kembali keawal lagi,dimana semuanya baru akan dimulai,dimana semuanya baru saja akan dijalani,hm wahai waktu yang terus berputar,hanya berharap disetiap detiknya dapat memanfaatkan untuk hal2 kekeluargaan di kelas XI ini.sungguh semua ini seperti mimpi disiang bolong yang sebentar lagi akan terbangun dari mimpi panjang itu.sudah begitu banyak harapan yang telah terucap,sudah begitu banyak doa yang di panjatkan,sudah begitu banyak usaha yang telah dilakukan juga begitu banyak rencana yang telah di rencanakan,ah entah bagaimana lagi semua itu dapat terulang jika kami tidak bersama lagi,mungkin semua hal itu akan menjadi debu2 halus yang berterbangan kesana kemari tanpa arah terbawa oleh ingatan2 lama yang mungkin akan dilupakan. tinggal menghitung hari,maka semuanya akan berakhir tinggal menghitung hari maka semuanya akan terlupakan,tinggal menghitung hari makanya semuanya akan jau menghilang ditelan gelapnya sebuah lubang perpisahan,MENGHITUNG HARI !

Senin, 13 Mei 2013


Jakarta, C&R Digital -  Setelah sukses dengan dua novel terdahulu, Negeri 5 Menara dan Ranah 3 Warna penulis novel Ahmad Fuadi segera merilis trilogi ketiga yang diberi judul Rantau 1 Muara. Rencananya buku terbarunya ini akan terbit tahun ini.
“Saat ini Rantau 1 Muara (R1M) masih dalam tahapan editing terakhir. Mungkin masih perlu beberapa bulan lagi sebelum dirilis tahun ini,” ujar Fuadi kepada C&R Digital, Jakarta, Jumat (11/1).
Ceritanya masih tentang Alif, tokoh utama dalam Negeri 5 Menara dalam perjuangan hidupnya. Kali ini di masa dia lulus kuliah. Dia melakukan tiga pencarian penting dalam periode ini. “Tentang passion, belahan jiwa, mencari makna hidup hakikinya,” jelasnya.
Fuadi menyatakan, dalam setiap judul novelnya dia memang selalu menyantumkan angka-angka. Hal ini tidak lain karena memang berkaitan dengan isi cerita yang ada dalam novel. 
“Memang selalu ada angka, 5, 3, 1. Kebetulan saja dimulai dengan 5 karena menggambarkan 5 negara impian, lalu 3 menggambarkan 3 perantauan, dan 1 menggambarkan misi hidup yang 1,” jelas dia.
Selain menulis novel, laki-laki berdarah minang ini juga menerbitkan buku non-fiksi. Yaitu seri Man Jadda Wajada yang diterbitkan Bentang Pustaka.  Isinya adalah pengalaman setiap penulis dalam mempraktekkanman jadda wajada (kesungguhan hati).
“Saat ini sudah terbit dua seri yaitu Berjalan menembus Batas, dan Menjadi Guru Inspiratif. Nanti akan menyusul seri ketiga tentang perjuangan mencari rezeki di negeri orang,” beber alumnus Pondok Modern Gontor, Pnorogo (Jawa Timur) ini. 
Cinta Brontosaurus.
Sebuah novel lagi dari Radithya Dika. Sebenernya ini bukan novel sih. Kumpulan cerpen mungkin lebih tepat. Sebenernya lagi, cerpennya diambil dari pengalaman penulis, radit a.k
.a kambing jantan yang ditulis diblognya. Jadi lebih tepatnya buku ini adalah kumpulan blog dalam format cerpen.
Lucu!!!
That's for sure. Buku ini kocak abis. Bener2 bisa ngocok perut kita dan bikin kita senyum2 sendiri. Gw beli buku ini pas gw mau berjuang mengunjungi cewe gw di sebuah tempat nun jauh di ujung dunia sana yg bernama cikarang. Sumpah, berkunjung ke cikarang adalah sebuah perjuangan dimana gw (yg ngekost di daerah setiabudi jakarta) harus menempuh perjalanan menuju provinsi lain, menunggu bis mayasari bhakti 121 jurusan blok m - cikarang yg muncul seribu tahun sekali barengan sama komet hallo itu, bersaing + bersikut2an + berdorong2an + bersenggol2an + berlari2an mengejar BisYangTakKunjungDatangTapiSekaliDatangHarusDikejar2 itu. Belum lagi setelah nyampe diatas bis harus berdiri sepanjang masa disertai suara serak2 banjir pengamen jalanan yg minta dilempar pake duit koinan itu dan mencium aroma ketek seribu umat. Eniwei, gw cuman pengen cerita bahwa acara apel ke cikarang adalah p.e.r.j.u.a.n.g.a.n.
Back to topik, ternyata keputusan gw untuk beli buku ini u/menyertai perjuangan gw ke cikarang adalah tepat.
Kenapa tepat?
Karena bisa mengubah nasib gw di bis mayasari bhakti dari yg tadinya
//berdiri dengan satu tangan pegangan, satu tangan megangin dompet biar gak kecopetan, satu mata ngawasin handphone, satu mata ngelirik cewe cakep di kursi sebelah, dan dua bibir manyun//
menjadi
//berdiri dengan satu tangan pegangan, satu tangan megangin buku, satu mata baca buku, satu mata ngawasin dompet dan cewek cakep di bangku sebelah bergantian, dan dua bibir cengengesan sendiri//.
Lumayan kan?
Gw bisa ketawa-ketiwi sendiri di bis walopun disertai lirikan 'Sayang,Tampan2TapiKurangWaras' dari mata para penumpang lainnya. Padahal, berdiri dengan satu tangan pegangan, satu tangan megangin buku, satu mata baca buku, satu mata ngawasin dompet dan cewek cakep di bangku sebelah bergantian, dan dua bibir cengengesan sendiri sepanjang jalan adalah CUKUP NORMAL buat gua. Entahlah, tapi yg jelas perjuangan ke cikarang jadi tak terasa.
Buat kalian yg udah kehilangan minat baca, buku yg ringan dan lucu ini bisa jadi start yg baik u/ mengembalikan minat baca kita.